Rp 1 Juta untuk Rp 50 Miliar

Kami menemukan 0 hasil. Lihat hasil
Hasil pencarian Anda

7 Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil

dikirim oleh admin di 23 April 2024
0

Mengetahui perbedaan rumah subsidi dan komersil menjadi modal berharga untuk dapat memilih jenis rumah yang tepat dan ideal.

Perkara membeli rumah bukan hal sederhana. Ada banyak yang mesti dipertimbangkan, termasuk memilih jenis rumah sesuai kebutuhan.

Rumah subsidi maupun komersial sejatinya sama-sama mumpuni dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Kendati demikian, kedua jenis hunian itu berbeda dari banyak aspek, terutama pada pengertian maupun peruntukannya.

Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, perumahan subsidi adalah hunian yang dibangun dengan harga terjangkau bagi Masyarakat Menengah Bawah (MBR)

Proses pembeliannya pun mendapatkan subsidi atau bantuan langsung dari pemerintah.

Sedangkan rumah komersil adalah hunian yang dibangun untuk masyarakat umum dengan tujuan perdagangan atau mencari untung.

Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil

Selain pengertian, ada tujuh aspek lain yang menjadi pembeda antara rumah subsidi dengan rumah komersil.

Penasaran? Berikut pembahasan lengkapnya.

Harga

Perbedaan paling mencolok di antara rumah subsidi dengan komersial adalah dari segi harga.

Rumah subsidi dibanderol dengan harga murah, berkisar antara Rp150 juta sampai Rp220 juta-an.

Wajar, karena ada bantuan pembiayaan dari pemerintah dalam pembelian rumah tersebut.

Terdapat empat jenis bantuan pembiayaan dalam pembelian rumah subsidi, meliputi:

  • Fasilitas Likuiditas Pembiayaan perumahan (FLPP) atau KPR subsidi
  • Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM)
  • Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT),
  • Tabungan Perumahan Rakyat (program Tapera)

Adapun rumah komersil dipasarkan dengan harga jual bervariasi. Penentuan harganya ditetapkan dari tipe unit hingga lokasi rumah.

Semakin besar tipe unitnya, maka harga jualnya akan semakin tinggi.

Pun dengan lokasi, semakin strategis lokasi rumah tersebut, maka semakin tinggi pula harga jualnya.

Peruntukan

Bukan tanpa alasan rumah subsidi dibanderol dengan harga murah.

Sebab, hunian tersebut dikhususkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah dalam memenuhi kebutuhan akan hunian.

Karena diperuntukan bagi MBR, atau orang dengan penghasilan kurang dari Rp8 per bulan, rumah ini tidak bisa dibeli oleh semua kalangan.

Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No.20/PRT/M/2019, tentang Kemudahan dan Bantuan Pemilikan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Adapun rumah komersil, seperti yang telah dijelaskan, diperuntukan bagi masyarakat umum.

Tidak ada bantuan pembiayaan dari pemerintah dalam pembeliannya, sehingga harga rumah komersil cenderung bervariasi.

Lokasi

Kebanyakan rumah subsidi terletak di lokasi kurang strategis. Biasanya, berada jauh dari pusat kota dengan fasilitas umum yang terbatas.

Beberapa rumah subsidi bahkan terletak di daerah pinggiran, lho.

Sedangkan rumah komersil cenderung dibangun pada lokasi strategis.

Biasanya berada di daerah yang dekat dengan pusat kota, atau berada di area yang dikelilingi berbagai fasilitas umum dan infrastruktur publik.

Tipe Unit

Tidak ada aturan mengenai pembatasan tipe rumah atau unit yang dibangun pada perumahan komersil.

Karena itu, tipe unit yang dijual pada perumahan ini lebih beragam.

Namun hal itu tidak berlaku pada rumah subsidi. Umumnya, rumah subsidi memiliki pilihan tipe unit terbatas, mulai dari tipe 21 sampai 36.

Pemerintah hanya memberi bantuan pada tipe rumah sederhana.

Maka itu, rumah subsidi biasanya memiliki luas lahan dan bangunan yang terbatas.

Spesifikasi

Tidak banyak perbedaan spesifikasi antara rumah subsidi dan komersil.

Kedua jenis hunian itu sama-sama dilengkapi ruang tamu, ruang tengah, dapur, ruang makan, dan kamar mandi.

Hanya saja, mengingat lahan dan bangunan rumah subsidi tidak terlalu luas, spesifikasi huniannya pun terbatas.

Biasanya, tersedia satu ruang tamu yang terintegrasi dengan ruang keluarga, serta satu dapur yang berada di area halaman belakang.

Di dalam rumah subsidi juga tersedia satu kamar mandi dan dua kamar tidur. Ini cukup umum ditemui bahkan pada perumahan komersial.

Namun karena tidak ada batasan luas bangunan dan lahan, rumah komersial bisa memiliki spesifikasi ruangan yang lebih kompleks.

Renovasi

Renovasi rumah subsidi tidak bisa dilakukan sembarangan, ada aturan main yang harus diikuti oleh para pemiliknya.

Artinya, renovasi rumah subsidi sejatinya diperbolehkan asal mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Merombak rumah subsidi dalam skala besar – seperti mengubah fasad hingga membuat bangunan bertingkat, baru bisa dilakukan setelah masa kredit berjalan selama 5 tahun atau lebih.

Namun untuk renovasi skala kecil – seperti memperbaiki kekurangan atau kerusakan bangunan, hingga mengganti warna cat – bisa dilakukan meski masa kredit belum berjalan 5 tahun.

Ini berbeda dengan rumah komersial, yang bisa langsung direnovasi bahkan dalam skala besar meski baru dibeli.

Material

Tidak hanya renovasi, penggunaan material dalam proses pembangunan rumah subsidi pun ada aturan mainnya.

Mulai dari pembuatan struktur hingga finishing bangunan rumah subsidi, semua diatur oleh pemerintah.

Sementara, rumah komersial bebas menggunakan material bangunan apapun, tergantung selera dan daya beli masyarakat.

Itulah sejumlah perbedaan rumah subsidi dan komersil. Bagaimana, apakah kamu sudah memilih jenis rumah mana yang akan dibeli?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

  • Advanced Search

    Rp 1 Juta untuk Rp 50 Miliar

  • Our Listings

Bandingkan Daftar